Indigo Dalam Pandangan Psikologi Agama
Sejumlah umat Hindu mengikuti kirab seusai melakukan pradaksina saat prosesi upacara Tawur Agung Kesanga 2019 di Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 6 Maret 2019.
Menyadur dari lama Repository UIN Suska, Tuhan dalam agama Hindu dikatakan sebagai Brahman dan Sang Hyang Widhi. Selain itu, pada dasarnya ketuhanan dalam agama Hindu adalah kepada Tuhan Yang Esa. Akan tetapi, sistem ketuhanannya terkoordinasi pada konsep Trimurti. Trimurti sendiri terbagi atas tiga sifat, yaitu Brahman, Wisnu, dan Siwa. Dewa-dewa kemudian digambarkan dalam bentuk jelas dengan tujuan untuk penyembahan.
Banyak masyarakat yang tidak menganut agama Hindu mengatakan bahwa agama Hindu mempunyai banyak Tuhan, bahkan tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa Hindu adalah agama politerisme. Pandangan tersebut nyatanya tidak benar. Sebab, dalam Weda dijelaskan bahwa ‘Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti’ yang mempunyai arti Tuhan itu satu, tapi orang yang bijaksana (Maharsi) menyebut dalam berbagai nama.
Lantas, Bagaimana Sosok Tuhan dalam Pandangan 6 Agama di Indonesia?
Umat Katolik beribadah misa dengan tetap menggenakan masker di Gereja Katolik Katedral Kristus Raja Bandar Lampung, Lampung, Minggu (5/7/2020).
Menyadur dari laman Moraref Kemenag, dalam agama Kristen konsep ketuhanan terdapat dalam Trinitas, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Yang mana Yesus Kristus dipandang sebagai Tuhan karena dipercaya bahwa Yesus merupakan Firman yang sudah jadi manusia. Konsep ketuhanan kedua agama ini sebenarnya sama, tapi agama Katolik masih menghormati dan menjunjung tinggi Santo dan Santa (Orang Suci).
Dalam Alkitab ada dalam Ulangan 6:4 “Dengarlah, hai orang Israel; Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” Kemudian ada disebutkan juga dalam II Samuel 7:22 “Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami."
Sosok Tuhan dalam Agama Kristen Protestan dan Kristen Katolik
Dua penganut Konghucu melintasi Theng Sai atau patung singa barongsai saat beribadah di Vihara Tri Dharma Dwi Dharma Bhakti, Pontianak, Kalbar, Selasa, 19 Februari 2019.
Dalam laman Repository UIN Suska, konsep ketuhanan dalam agama Konghucu tidak bisa diperkirakan dan ditetapkan. Dalam Yijing diterangkan bahwa Tuhan adalah Maha Sempurna dan Maha Pencipta (Yuan); Maha Menjalin, Maha Menembusi dan Maha Luhur (Heng); Maha Pemurah, Maha Pemberi Rahmat, dan Maha Adil (Li); dan Maha Abadi Hukumnya (Zhen).
Selain itu, ada kata lain yang berhubungan dengan agama Konghucu yaitu Thian Li dan Thian Ming. Thian Li merupakan hukum-hukum atau peraturan yang berasal dari Thian (firman Tuhan). Sementara itu, Thian Ming merupakan sesuatu yang sudah dijadikan atau yang sudah terjadi.
Menyadur dari laman Moraref Kemenag, dalam agama Kristen konsep ketuhanan terdapat dalam Trinitas, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus. Yang mana Yesus Kristus dipandang sebagai Tuhan karena dipercaya bahwa Yesus merupakan Firman yang sudah jadi manusia. Konsep ketuhanan kedua agama ini sebenarnya sama, tapi agama Katolik masih menghormati dan menjunjung tinggi Santo dan Santa (Orang Suci).
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1 0 obj << /Resources 2 0 R /Contents 3 0 R /Parent 4 0 R /Type /Page /MediaBox [0 0 612 792] /Group << /CS /DeviceRGB /I true /S /Transparency >> >> endobj 3 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 725 >> stream xœ…UM‹Û0½ûWè\ˆW3ú²Áâ$†ö¶è¡ô´ý€Â¶ì^ú÷ûf$;¶»i (Êh4ïÍ›ÑĶd~7/Æâ‰MêÙ¼~m>¾3?«Õš×ïÍxmÈZ“ll{sýb&2äÍõÛ§ÁRæÁr¦Á:Y¼,!3Œ1s?Ø„_0u²ôÙm«7–£„Ñ]ʇˆs;f§‡ÞmCÏH§|¸ý.WŠé,¡Ow— ┣\rq ›}ˆ2¹ ¯ô&Äl ÷ùú¡¹\›Ç½(D0vܦ½,“RY²&WF +˜ñíô5õƒ[åA¼¶häM#C«Ù‘ì7ÑÉ4äÞ"pu[4ë±ÚY£ ëJ_©á ˜bëLŒ¶ E6è£Ú�š« rH¨ €PJ%79QlPÂé(†S©ÜAKÇsºÅ¹ü Ù,&È“Ù«•*Ö½ryßz]ßv;®ä�EÅU aEjAWJ50/÷Á-K`„VP£(WÔ³FwKî"B§zäs7P¯í ‡4›g?%T±„%JæU7¦~'‰Û‘Öß# "Iv¤ÝPZûѼêz(ä9¡¦ìš›ÐÜë™P¬¢©œ8½ô†7OÏÍÃûgoοL ÷ÿ±Â‰Ä¥ëü‚jû”’xén º/”ç=’KE¤ÔKAŽ"ɨN§»ýÊ|�‹û›èLÇ‹:’¶$tÒ±’“<· €‹Î ¯‡#üÕ{*|ê·/”تӑžïÒéät˜#݆ÐÀÌŽ=ŽœòõÇ[w{‹KÝüò–\ˆ×“âöâõ1fsVèÎ2öV#k§AgÔt›©å˜—qΫ YðnDÇ[±“Ì€:Ø7Cª\RÇÛnúk¸ƒ/Õ/®°rŸƒºÝS79mdiêD¸Y@Ð�$Fè*ŸùïânÐØFÃð.ö=TßÒàþ}pÏòÂzùÙßó 0.…4 Œ®£á endstream endobj 5 0 obj << /Subtype /Image /Type /XObject /Width 773 /Filter /DCTDecode /Height 759 /BitsPerComponent 8 /Length 89356 /ColorSpace /DeviceRGB >> stream ÿØÿà JFIF ì ì ÿÛ C ÿÛ C ÿ ÷" ÿÄ ÿÄ ÿÚ Õ ˜˜ &&
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, M. Res, istilah indigo tidak masuk ke dalam ranah medis. Pasalnya, kondisi tersebut tidak memiliki standar medis, juga tidak ada standar diagnosisnya.
“Dalam dunia medis, istilah indigo tidak dikenal. Sebab, tidak ada alat atau prosedur medis yang dapat membuktikan kebenaran mengenai kondisi tersebut,” ucap dr. Sara.
Artikel Lainnya: Ini Alasan Menakuti-nakuti Anak agar Bisa Disiplin Tidak Disarankan!
Kendati demikian, ranah psikologi rupanya memiliki pendapat yang berbeda mengenai anak indigo.
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, istilah indigo disebut sebagai gifted atau berkat apabila landasan ilmunya adalah psikologi.
“Anak indigo sangat sensitif. Namun, sensitif yang dimaksud di sini bukanlah emosinya, tetapi lebih ke peka terhadap hal-hal yang ada di dalam diri dan sekitarnya,” kata Ikhsan.
“Kondisi tersebut membuat anak indigo lebih mudah mengembangkan imajinasi, berinovasi (berpikir kreatif), dan berintuisi,” sambungnya.
Merujuk psychology today, anak Indigo dianggap sebagai seseorang yang sangat cerdas. Namun, mereka cenderung bermasalah dengan hal-hal yang berkaitan dengan otoritas. Anak indigo pun sering bermasalah saat berurusan dengan orang lain.
Tidak hanya itu, anak indigo disebut pula memiliki kelebihan atau bakat yang tidak dapat dijelaskan oleh nalar. Jadi, percaya atau tidak, ilmu psikologis mengakui adanya kemampuan pada anak indigo.
Sosok Tuhan dalam Agama Konghucu
Umat Islam menjalankan ibadah salat (Ilustrasi)
Menurut ajaran agama Islam, Tuhan dinamakan sebagai Allah SWT dan diyakini sebagai Dzat Maha Tinggi yang nyata dan Esa, Pencipta Yang Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penenetu Takdir dan Hakim untuk alam semesta. Kata Allah dalam Al Quran merupakan sebutan khusus dan tidak dipunyai oleh kata lain selain-Nya karena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang berhak menyandang nama tersebut.
Keesaan Allah bisa dibuktikan dengan tiga bagian pokok, yaitu kenyataan wujud yang tampak, rasa yang ada dalam jiwa manusia, dan dalil-dalil logika. Kenyataan wujud yang terlihat Al Quran memakai seluruh wujud bukti, terlebih keberadaan alam semesta dengan segala isinya.